Kamis, 27 Oktober 2011

Perampok VS Kejujuran

Tersebut disebuah negeri yang makmur terdapatlah seorang pemuda sholeh, Abdul Qadir namanya. Kelak akan terkenal dengan sebutan Syaih Abdul Qadir Jaelani. Pada suatu hari pemuda ini pamit kepada ibunya,”Bunda,ijinkanlah putramu ini berkelana untuk mencari ilmu untuk di amalkan Bunda” ucap Syaih Abdul Qadir,“Baiklah aku ijinkan, tapi ingat pesan Bunda. Selama menuntut ilmu jangan sekalipun kau berbohong, tetaplah jujur. Dan ini pakaian kenakanlah. di bagian dalam pakaian ini berisi bekalmu seribu dinar. Gunakanlah sebaik mungkin ” ucap Ibunya. Maka berangkatlah ia bersama kafilah yang hendak ke Mekkah. Di tengah perjalanan,kafilah yang di ikuti Syaih Abdul Qadir di hadang oleh kawanan perampok bersenjata lengkap. “STOP!!! Serahkan semua harta kalian. Jangan coba-coba melawan. Cepat!!!” teriak ketua perampok sambil memberi kode ke anak buahnya agar segera menjarah kafilah itu. Kawanan perampok yang jumlahnya lebih banyak dari pada jumlah kafilah segera melucuti semua harta benda yang dibawa anggota kafilah. “Hey anak muda, apakah kau tak memiliki harta sedikitpun???” tanya salah seorang perampok setelah menggeledah Syaih Abdul Qadir dan tak menemukan apa-apa. “Di dalam bawah bajuku kan terdapat seribu dinar” jawab Syaih Abdul Qadir muda. “Eh, masih muda sudah berani bohong ya!” bentak perampok marah. Ia pun menyeret Syaih Abdul Qadir ke ketuanya. “Wahai ketua, anak muda ini telah berani membohongi kita. Masak ia mengaku menyembunyikan seribu dinar di bawah lengan bajunya” adu perampok. Ketua perampok menyuruh anak buahnya memeriksa bawah lengan Syaih Abdul Qadir. Dan ternyata anak buahnya itu benar-benar menemukan sekantong uang seribu dinar. Ketua perampok terkejut dan berkata, ”Wahai anak muda, kenapa kau memberitahukan letak uangmu kepada kami? Padahal kau tahu uangmu akan kami ambil?” “Begini, Ibuku berpesan bahwa aku harus bersikap jujur kepada siapapun dan kapanpun. Dan tak ada alasan yang tepat kenapa aku harus membohongi kalian. Lagi pula Allah SWT telah mengatur rezeki hambanya termasuk diriku” jawab Syaih Abdul Qadir. Serta merta ketua perampok itu menjatuhkan kantong uang tadi dan bersujud minta ampun, “Sungguh mulia dirimu anak muda. Maafkanlah aku telah lancang merampokmu” ucap ketua perampok. Anak buah perampok itu ikut-ikutan bersujud karena bingung ingin berbuat apa.  “Bangunlah kalian semua. Bertaubatlah kepada Allah dan tinggalkanlah pekerjaan kalian. Niscaya Allah akan mengampuni kalian.” Nasihat Syaih Abdul Qadir muda. Serta merta tanpa di suruh seluruh perampok mengucapkan syahadatain dan istighfar. Sambil menangis, ”wahai anak muda, ijinkanlah kami menjadi muridmu. Dengan ku menimba ilmu,insyaallah Allah akan meridhoinya.” Kata Syaih Abdul Qadir.pun bangun dan mengembalikan semua harta rampokannya. Mereka semua mengikuti kafilah Syaih Abdul Qadir menuju ridho Illahi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar